Selasa, 09 Desember 2008

Ternak Itik Minim Modal


Kebutuhan akan itik dan dan telor itik semakin melonjak, cek aja di search engine ketik ternak itik, itik pedaging, kuliner itik dan seterusnya… Saya jamin bakal keluar banyak informasi seputar unggas berbadan seperti botol ini

Kenapa saya tertarik dengan itik, yah karena itik mempunyai ketahanan yang jauh lebih bagus di banding ayam. Bahkan konon itik tahan terhadap flu burung. Itik juga nggak semanja ayam, jika ayam semakin mendekati usia panen resiko kematian tetap tinggi, beda dengan itik, resiko kematian semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Daging itik sekarang juga telah menyentuh lidah banyak penggemarnya. Selain mempunyai tekstur daging yang unik (menurut saya jauh lebih lezat dibanding ayam potong) daging itik juga mempunyai rasa yang gurih. Saya pernah makan di daerah Kartosuro (Solo, Jateng). Wuih gila…, sepanjang jalan sekitar 1 km berjajar puluhan rumah makan yang semuanya menawarkan menu “bebek goreng” dan teman-temannya, hebatnya lagi semua laris dan penuh pengunjung. Kontan saya tertarik untuk mampir ke salah satu rumah makan tersebut. Dari sinilah saya mulai tertarik dengan itik, kenapa..? Karena setelah saya tanya kepada pengelola rumah makan tentang berapa omset perharinya, dia menjawab antara 150-200 ekor bebek hidup per hari… Itupun didatangkan dari jauh yaitu jawa timur dan Brebes. Itu baru satu tempat coba kalau ada 25 rumah makan yang ada di Kartosuro dengan rata-rata perhari 150 ekor, maka total perharinya adalah 3000 ekor lebih perhari dengan omset harian lebih dari 100 juta. Di Jakarta pun kita banyak menjumpai banyak rumah makan dan warung-warung tenda yang menyuguhkan menu bebek. Bahkan sebagian mereka menginginkan ukuran bebek yang sedang bahkan cenderung kecil, untuk menekan harga. Dari informasi yang saya dapat untuk memelihara itik hingga berat 1 kg, kita hanya butuh waktu antara 35 – 60 hari. So kenapa nggak coba bebek pedaging..??

Untuk mengerucutkan ide ini saya pilih Itik Jantan Pedaging. Kenapa Harus jantan ? Karena anak Itik Jantan harganya jauh lebih murah, yaitu sekitar 3000 per ekor. Itik betina biasanya jauh lebih mahal karena itik jantan tidak bisa bertelor. Cara pemeliharaannya pun cukup di kandangkan di rumah, dan tidak digembalakan. Memelihara itik juga tidak memerlukan banyak pekerja. Untuk detail pemeliharaan bisa anda pelajari sendiri.

Saya ada ide, itik yang anda pelihara tidak perlu diberi makan makanan ternak buatan pabrik, saat tulian ini ditulis harga per 50 kg nya mencapai kisaran 200 ribu. Kuncinya, jika usia anak itik sudah melewati masa kritisnya, maka ganti asupan makannnya dengan sisa makan dan sisa dapur. Cara mendapatkannya pun sangat mudah, anda cukup menyiapkan ember besar bekas kemasan cat tembok (kalo nggak salah 25kg). Titipkan di rumah makan-rumah makan, atau warung-warung di pinggir jalan. Kalo itu masih kurang bisa suruh orang dapur rumah sakit untuk mengisi sampai penuh.



Memulai bisnis ini sepertinya tidak terlalu sulit, tapi saya yakin harus tetap butuh ketekunan dan keuletan menjalaninya. Selamat memikirkannya..!!

1 komentar:

  1. mBah joss, pemasran bebeknya gimana donk..?
    Bisa bantu..?

    BalasHapus